Thursday, 31 October 2024

Dari Jualan Es di Pinggir Jalan, Yudi Efrinaldi Raih Ratusan Juta & Penghargaan Astra

Kesulitan (ekonomi) seringkali membuat kita bisa melakukan hal-hal yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bahkan tak jarang, kita merasa takjub dengan diri kita sendiri yang mampu melakukan hal-hal yang mungkin kita anggap mustahil untuk dilakukan.

Tapi begitulah hidup. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi sampai kita benar-benar mencoba. Karena “nasib” itu sejatinya bisa berubah hanya dalam hitungan detik. Seperti ungkapan yang mengatakan, “roda itu berputar.” 

Contohnya adalah Yudi Efrinaldi, salah seorang finalis SATU Indonesia Awards ke-12 inisiasi Astra International Tbk.

Kisah pria asal Asahan, Sumatera Utara ini sangat menarik untuk disimak dan bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi kita yang ingin mencoba mengubah nasib.

sumber gambar instagram @esgakberes

Kisah Sukses Yudi Efrinaldi Berbisnis “Es Gak Beres yang Sangat Beres”

Kisah sukses Yudi Efrinaldi berbisnis minuman es dimulai ketika pria yang awalnya bekerja sebagai pegawai honorer ini mencoba membuka usaha untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Sekitar tahun 2019, ia mencoba berjualan bubur ayam di pinggir jalan, namun usaha tersebut tidak berjalan lancar karena minimnya peminat. Tidak putus asa, Yudi mencoba peruntungannya dengan berjualan pisang goreng crispy secara online. Tapi lagi-lagi, usaha ini juga belum membuahkan hasil.

Ketika memasuki bulan Ramadhan, Yudi kembali mencoba usaha baru. Kali ini ia mencoba berjualan jus buah menjelang berbuka puasa.

Seperti kebanyakan penjual dadakan, Yudi juga berjualan dengan jus buah di pinggir jalan dengan fasilitas ala kadarnya berupa meja dan gerobak.

sumber gambar instagram @esgakberes

Tapi siapa sangka, meski berjualan dengan fasilitas seadanya, usaha jus buahnya ternyata laris manis. Hampir setiap hari jus buah yang dijual Yudi selalu sold out hanya dalam hitungan jam.

“Jualan dari jam 3 sampai jam 6 sore. Alhamdulillah, es laris. Saya juga promosi lewat WA story dan media sosial,” tutur Yudi ketika menjadi narasumber dalam talkshow bertajuk “Membangun Masa Depan Melalui Kewirausahaan Bersama Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards.”

Saking populernya, es buatan Yudi selalu ludes terjual, bahkan jauh sebelum waktu berbuka puasa tiba. Beberapa pelanggan sering kali harus pulang dengan tangan kosong karena es yang dijual Yudi sudah habis duluan.

Salah seorang konsumen yang tidak kebagian pernah berkomentar dengan nada setengah bercanda, “Di sepanjang jalan ini banyak yang jualan es untuk berbuka, tapi cuma es kau yang paling cepat habis. Es kau memang gak beres!” tukasnya.

Mendengar candaan tersebut, Yudi pun tertarik untuk menjadikannya sebagai brand usaha jualan es-nya.

Sukses berjualan es yang selalu laris di bulan Ramadhan membuat Yudi berniat untuk meneruskan usaha tersebut setelah Lebaran. Namun siapa sangka, kali ini peruntungannya tidak sebaik di bulan Ramadhan.

Es yang dijualnya dengan brand “Es Gak Beres” dan tagline “Segerr Kali Baahh!” kurang laku. Kalaupun ada yang membeli, pelanggannya kerap mengajukan komplain karena rasa es-nya yang dianggap tidak enak. Rupa-rupanya, perubahan cita rasa es jualan Yudi ini terjadi akibat terlalu lama sampai di tangan konsumen. Karena sudah terlalu lama dibuat, cita rasa es-nya tak lagi segar. 

Sekali lagi Yudi mencoba berinovasi dengan mencari resep dan ide jualan baru yang lagi tren dan banyak digemari. Kali ini, Yudi mencoba berjualan es boba, thai tea, dan jelly susu.

Untuk resepnya, Yudi mengaku mencari secara online dengan mempelajari beberapa resep yang ada di YouTube. Setelah mendapatkan resepnya, ia kemudian mencoba berinovasi dengan membuat racikan es yang menurutnya benar-benar enak.

Sekali lagi, es racikannya laris manis. Bahkan, bisnis es-nya kali ini lebih laris dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.

Kesuksesannya tersebut rupanya menginspirasi banyak pedagang es di sekitarnya untuk berjualan es yang sama dan memasang brand yang serupa dengan milik Yudi. Hanya saja, es jualan Yudi tetap punya cita rasa khas dan sulit untuk disaingi.

Melihat fenomena tersebut, Yudi kemudian bergerak cepat mematenkan merek dagang “Es Gak Beres yang Sangat Beres” ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM.

Setelah mematenkan merek, Yudi kemudian menawarkan kemitraan (franchise) “Es Gak Beres yang Sangat Beres” kepada ibu-ibu rumah tangga maupun siswa-siswa sekolah yang ingin punya usaha.

Tak hanya menawarkan kemitraan “Es Gak Beres yang Sangat Beres,” Yudi juga memberikan pendampingan kepada siapa saja yang tertarik untuk bergabung.

Hanya dalam kurun waktu 2 tahun, “Es Gak Beres yang Sangat Beres” memiliki lebih dari 500 gerai yang tersebar di berbagai tempat dan daerah.

Selain di kota asalnya, “Es Gak Beres yang Sangat Beres” juga tersebar di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Riau, Aceh, Jawa Tengah dan Jawa Barat, hingga Kalimantan Tengah. 

Setiap hari masing-masing gerai mampu menjual 300 cup es dengan omset antara Rp300.000 hingga Rp 1,5 juta. Dari usaha es ini, Yudi bisa meraup omset antara 100-150 juta rupiah dari hasil berjualan bahan baku es kepada mitra cabang.

sumber gambar instagram @esgakberes

Es Gak Beres Rambah Pelayanan Sosial

Usaha jualan es pinggir jalan rintisannya yang dilabeli “Es Gak Beres yang Sangat Beres” yang dipasarkan dengan sistem kemitraan ini tidak hanya membawanya ke pintu kesuksesan, tapi juga telah membantu banyak orang-orang di sekitarnya untuk mendapatkan pekerjaan.

Selain fokus berjualan, Yudi melalui brand “Es Gak Beres yang Sangat Beres” juga mencoba menebar kebaikan lewat pelayanan sosial. Misalnya dengan menyediakan ambulan gratis hingga sembako gratis bagi masyarakat yang membutuhkan.

Terpilih Menjadi Finalis 12th SATU Indonesia Awards pada 2019

Yudi Efrinaldi terpilih sebagai finalis 12th SATU Indonesia Awards 2019 berkat kontribusinya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.

Sebagai generasi muda yang kreatif dan inspiratif di bidang kewirausahaan, Yudi tidak hanya membangun usahanya sendiri tetapi juga membuka lapangan pekerjaan, memberdayakan masyarakat, dan memberi dampak positif bagi banyak orang.

Melalui inovasi dan ketekunannya, Yudi membuktikan bahwa kewirausahaan bisa menjadi jalan untuk membawa perubahan di tengah masyarakat. Di samping, sebagai media untuk berbagi kebaikan yang ia wujudkan melalui layanan sosial.











Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: