Friday 15 December 2017

Keajaiban Cinta dengan Pelukan 20 Detik

Belakangan ini, tepatnya 3 bulan terakhir, kehidupan rumah tangga saya dan suami  semakin berwarna saja. Tentu saja karena kami mendapat amanah atas kehadiran seorang anak lagi, Zayn. Kehadiran anak kedua saya membuat hiruk pikuk kehidupan ini semakin nano nano, terlebih lagi anak pertama saya Kinza yang masih berusia 3 tahun. Usia  yang dimana dia membutuhkan banyak sekali perhatian dan kasih sayang lebih banyak dari sebelumnya.



Awal memiliki adik, Kinza memamg terlihat sangat biasa saja, tidak ada gelagat yang menunjukkan bahwa dia merasa cemburu atau sejenisnya. Namun, setiap hari dia bersama adiknya Zayn, ternyata dia semakin mengerti bahwa dia sekarang memiliki saudara.


Mulai menyadari kehadiran adiknya


Yang sebenarnya membuat saya semakin kagum dengan anak saya Kinza adalah dia sadar bahwa dirinya tak sendiri lagi sekarang. Dia adalah anak yang memiliki saudara kandung dirumah ini. Meskipun Kinza belum mengerti sama sekali tentang saudara, paling tidak tindakannya mengatakan begitu.  Sebagai contoh nih.., saya sedang sibuk memasak di belakang  dan Abi-nya kebetulan sedang sibuk di depan komputernya untuk melakukan beberapa pekerjaan, saat adeknya nangis, Kinza selalu memberi tahu saya kalau adiknya sedang menangis.

"Umm... Zayn nangis.. Minta digendong dia"  begitu katanya singkat.

Ya.. saya dimintanya untuk meninggalkan pekerjaan saya saat itu untuk ngurusin adeknya terlebih dahulu.  Dari sana ternyata saya mengerti ternyata hal-hal kecil yang selalu saya katakan kepada Kinza untuk menjaga adiknya, masuk dialam bawah sadarnya.

Perhatian kecil Akan Membuatnya merasa disayangi


Sebagai anak pertama, Kinza juga sama seperti anak kedua saya Zayn yang membutuhkan perhatian khusus meskipun berbeda cara penyampaiannya. Pertama kali saya datang kerumah dengan membawa adik barunya, saya merasa sangat iba kepada Kinza. Ada bayak hal yang berkecamuk dalam hati saya. Yang biasanya dia tidur bersama saya dengan membelai punggungnya sambil belajar doa harian dan surat-surat pendek. Sekarang tiba-tiba saya harus meninggalkannya tidur bersama Abi-nya karena saya harus mengurus adiknya terlebih dahulu. Mungkin agak lebay ya.. tapi ini murni perasaan seorang ibu kepada anaknya.

Dari sana kemudian saya kembali belajar, bagaimana menjadi orang tua yang adil kepada anak-anaknya. Saya mencoba memberi perhatian-perhatian kecil lebih dari biasanya seperti pujian saat dia pandai melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Ya... hal remeh seperti merapikan mainannya sendiri atau memakai bajunya sendiri. Saya selalu memujinya sebagai anak yang pintar dan mandiri sambil mengacungkan dua jempol andalan saya.

Pelukan 20 Detik 


Selain itu, cara  saya membuat Kinza bisa merasa dekat dengan ibunya adalah dengan mengusahakan untuk selalu memberikan satu pelukan kurang dari 20 detik. Pelukan akan membuat anak-anak merasa nyaman, diperhatikan dan disayangi. Ya.. saya hanya bisa melakukan pelukan dengan Kinza dengan waktu sebentar itu karena Kinza adalah tipe anak yang gak bisa diam sama sekali.

Contohnya kemarin, bulan-bulan ini adalah musim penghujan, dan saat hujan rumah kontrakan kami memang di beberapa sudut terlebih area dapur mengalami bocor. Hari itu, dari pagi sampai siang Kinza selalu menggoda saya dan membuat saya sedikit kesal kepadanya. Dari suka jedut-jedutin kepalanya badan saya, ke badan Abinya, ranjang bahkan di perut adiknya sampai berkali-kali memasukkan air mentah ke dalam mulutnya atau menjilat apapun yang dia lihat.

Hal-hal seperti itu kadang membuat saya sangat jengkel karena kebiasaan seperti ini akan menyebabkan masuknya kuman kedalam tubuh yang bisa juga menyebabkan demam. Sebagai orang tua yang sayang kepada Kinza tentu saja saya mengingatkan untuk tidak melakukan hal-hal tersebut. Yang bikin greget itu, Kinza selalu melakukan hal tersebut berkali-kali meski sudah dikasih tau.

Jadi, ceritanya saya sedang makan di meja makan dapur,  tiba-tiba Kinza berlari ke arah saya tanpa meyadari ada genangan air bekas bocor disana, namanya anak-anak kan yang penting lari aja dimana-mana. Naah.. sebelum sampai di tempat saya, dia terpeleset dan jatuh di lantai. Spontan dia mengucapkan kata maaf kepada saya dan tidak menangis. Padahal, biasanya dia selalu menangis kalau jatuh yang menurut saya lumayan sakit itu. Tapi kenapa dia malah ngucapin kata maaf sambil melihat kearah saya?

Hati saya merasa sangat ngilu, entahlah kenapa bisa begitu, karena saya merasakan pasti anak ini merasa bersalah kepada saya dan sayanya juga nyuekin dia. Tapi saat saya tanya:

"Sakit nak..?"

Dia menggelengkan kepalanya dan malah bilang maaf kepada saya. maafkan Ummi nak... pengen rasanya saya peluk saat itu juga, tapi sayanya pegang sambel hehe, jadinya ya saya minta dia bangun sendiri sambil berkata "hati-hati ya nak.. hujan, bocor rumahnya".

Agak sorean sedikit setelah saya memandikan Kinza saya panggil dia,

"Sini nak.. sakitkah tadi yang jatuh?" dia mengangguk dan kemudian diteruskan dengan menangis dipelukan saya.

Itulah cara anak-anak menyampaikan perasaannya, ketika dia ngerasa gak lagi dekat dengan ibunya atau ngerasa ibunya sangat kesal dengan dirinya, anak jadi gak jujur dan sulit mengungkapkan perasaan. Meskipun setiap hari bersama, namun kedekatan itu tidak dirasakan oleh sang anak. Saya sendiri sangat menyesal memperlakukan Kinza seperti itu, tapi apa boleh buat. Tindakan-tindakan yang bisa membuatnya sakit atau demam saya tidak bisa memakluminya. Karena saat dia sakit tentu saja akan jauh lebih menyakitkan lagi buat saya.

Meskipun saya sudah menyediakan beberapa alat tempur kalau-kalau demam mendadak seperti termometer, penyedot ingus sampai obat penurun demam terpercaya dan aman di lambung anak-anak seperti Tempra Syrup wajib ada dirumah saya. Alasan saya memilih Tempra adalah karena obat penurun demam ini memiliki Dosis tepat (tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis). Selain itu penggunaan Tempra juga tidak perlu dikocok, karena Tempra Syrup larut 100%, lebih mudah ngasih ke anak yang notabene nggak mau minum obat hehe.

Dan ya... Meskipun saya selalu sedia obat penurun demam ini, saya tetap selalu berharap untuk tidak pernah membukanya. Dan semoga Kinza dengan segala "ke-kreativan" yang dia miliki, selalu memiliki stamina yang baik.

Jadi, bagaimana cara bunda agar bisa lebih dekat dengan buah hatinya? Share yuk..

PS: Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.
Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

1 comment:

  1. Duh, ikut terharu sama kedewasaan Kinza. Bisa ya dia memendam perasaannya. Untungnya Umminya penyayang yaa.. 😊😊😊

    ReplyDelete