Tuesday, 3 December 2024

Beri Kesempatan

 Oh hai.. seneng banget hari ini saya bisa update 2 blog dengan postingan organik. Rada heran karena blogger satu ini selalu seneng setiap bisa update blog. Padahal kan.. nulis itu ya udah jadi kerjaannya blogger, ga gak sih hahaha..



Jadi.. topik disini sebenernya kebalik sama blog satunya, tadi di blog sebelah saya bahas tentang parenting, eh malah disini mau curhat.

Tentang Status

Guys.. Bund.. Mom... Mak...

Saya beritahu yaa.. udah 2 bulan lebih saya nggak buat status di WhatsApp.. dan itu menurut saya keren sekali.

Dulu, hampir setiap hari saya bikin status tentang anak anak, masakan, kegiatan di rumah dan edebre edebre..

Tapi karena satu hal, saya ngerasa nggak pengen banget di komentarin sama orang lain, saya nggak pengen disapa sama orang lain apalagi dipuji #tsah..

Saya juga hampir malas buka status orang lain, bahkan sejak centang biru jadi abu saya ngerasa.. butuh memberikan ruang untuk hati ini buat mikirin diri sendiri.

Beri Kesempatan 

Sama halnya saya yang nggak pengen dikomentari orang lain, saya juga memberikan kesempatan buat mereka yang menyembunyikan status mereka dari saya.

Saya kasih kesempatan untuk diri saya buat nggak komentar di status mereka meski statusnya available di saya. Yaa.. kasih aja kesempatan, kali aja mereka eneg kota komentarin ya khann...

Dari sana saya sadar.. bahwa fokus sama diri sendiri itu ternyata enak ya.. enak sekali. Bisa lebih menghargai diri sendiri dan bisa lebih tenang dari biasanya.

Jadi Guyss... Nggak usah kebakaran jenggot kalau kalian nggak bisa liat status orang lain apalagi yang kalian tau bahwa mereka sembunyikan statusnya buat kalian.

Apa sih kepentingannya? Yaaa nggak ada.. cuma ngepoin hidup orang itu emang seenak dan senikmat itu sih hahaha.. ya nggak ya nggak.. iyaaalaaahh.. 

Thursday, 5 September 2024

Our 11th Wedding Anniversary

 Alhamdulillah.. MasyaAllah.. Nggak kerasa pernikahan aku sama mas udah 11 tahun aja. Menikah tahun 2013 dan hingga kini, hidup kami Alhamdulillah baikkk banget. Meski ada beberapa rintangan, tapi akhirnya kami bisa bergandengan tangan, saling mengingatkan, saling instropeksi diri dan saling belajar memahami.

Nggak cuma itu, dalam pengurusan anak, kami juga selalu saling bahu membahu, mengambil alih dan mengajarkan mereka banyak hal, bukan hanya saya sebagai ibunya yang berperan aktif, justru Mas lah sebagai ayahnya yang lebih sering nemenin anak-anak belajar dan bermain.

Kami tau, setiap pernikahan pasti punya kesulitan dan ujiannya masing-masing, entah dari harta, orang tua, saudara, semuanya punya ujiannya sendiri.

Memang sulit buat nggak ngebanding-bandingin masalah kita sama orang lain. Apalagi kalau punya pergaulan yang banyak dan luas, justru kadang masalah-masalah datang dari sebuah handphone hahaha. Yaiyalah, HP itu masalah lho kalau nggak bisa memanage dengan bener.

Karena itulah, saya males banget liat status orang, bukan karena status orang yang jelek, tapi saya yang kurang bisa menjaga hati sendiri buat tetap slay dan baik-baik saja setelah membaca status orang. Ya.. itu masalah sepele, tapi nggak buatku wkwkkww...

Pernikahan Kami dari tahun ke Tahun

Tahun pertama dan kedua, saya hidup di kampung halaman suami di Kalimantan Timur. Sebagai orang yang udah sering merantau dan ikut orang lain, saya biasa aja. Hubungan dengan mertua juga baik banget, bahkan sampai hari ini udah kayak orang tua sendiri meski baru ketemu.

Tahun ke-3 pernikahan kami, tepat di pernikahan adek ke 2 dari Mas menikah, kami pindah ke Jawa lagi. Alasannya? Lebih ke aku yang kurang bisa menerima bahwa semua bahan makanan di Kalimantan itu mahal mahal banget haha. 

Aku nggak tau tepatnya kayak apa, cuma waktu itu perundingan sama si Mas buat pindah aja ke Jawa, akhirnya si Mas setuju. Waktu itu, Mas Kinza masih berusia 1 tahun, baru belajar berjalan.

Meskipun begitu, 1 minggu kami di rumahnya emak di Wonosalam, saya minta buat pindah dan ngontrak rumah sendiri di pinggir kota, Mojoagung.

Pun waktu di Kalimantan, saya juga nggak mau tinggal sama mertua, tetap ngontrak dengan uang pas-pasan, yang penting hidup sendiri bagaimanapun keadaannya.

Tahun ke 10

Di tahun ke-10 kami, saat kami mengajukan untuk punya rumah sendiri dan itu juga atas dorongan kuat orang tua haha. Sebenarnya kami nggak punya rumah secepat itu juga nggak papa, masih santai ngontrak, nggak ada masalah.

Disaat pengajuan rumah kami diterima, tiba-tiba ada musibah yang mengharuskan kami kehilangan uang 30juta. Nggak tau lagi, itu uang nggak ada di kami tapi Allah mengharuskan kami untuk menjalani takdir itu. Setelah setahun sebelumnya, kami juga kehilangan uang 10juta karena campaign penipuan.

Disana, saya tau mana-mana orang yang bener-bener deket dan mau membantu buat atasin ini semua. Selain saudara dekat yang justru bikin sungkan sejadi-jadinya, malah ada orang lain yang ngebantuin. Sampai saat ini, kami sedang berjuang mengembalikan uang-uang tersebut.

Entah berapa banyak temen blogger yang sudah kurepotin, padahal sama sekali belum pernah ketemu sama mereka. Dari yang minjemin 10juta tanpa mikir, ngasih pinjem sejuta tanpa nagih dan rela bantuin beli tablet dengan harga mahal juga tanpa mikir.

Semoga kalian dibalas oleh Allah beribu-ribu kebaikan ya teman-teman bloggerrr... Selebihnya, ada orang lain yang ngebantuin kami terus menerus, MasyaAllah. Saya janji saya akan balikin semua uang yang kami pinjam, semuanya.

Di tahun ke 10 pernikahan kami, benar-benar kami harus berpegangan tangan kuat-kuat untuk saling menopang, bahwa takdir ini milik Allah, kehidupan ini milik Allah, kita hanya perlu menjalaninya dengan keridhoan yang terus kita latih.

Terimakasih Allah..

Karena sudah memberikan suami terbaik, tersabar, dan hanya dialah yang bisa menutupi semua kekurangan saya..

Terimakasih Allah

Udah ngasih anak-anak yang luar biasa, sehat jiwa dan raganya, bahagia tanpa masalah apapun. Cerdas pemikirannya dan pengertian yang luar biasa.

Terimakasih Allah..

Sudah memberikan takdir terbaik buat kami, kami akan belajar untuk terus ridho dan ikhlas menerima semuanya. Kami akan menjalani sebaik mungkin dan tetap berada di jalan Islam, InsyaAllah..

Terimakasih Allah..

Hari ini, 11 tahun yang lalu, perjanjian untuk menjalani ibadah seumur hidup kami, akan terus kami lakukan dengan perasaan saling mengasihi dan pengertian.

Sudah selama ini, saya tidak pernah merasa bosan dengan kehidupan rumah tangga ini, begitupun dengannya. 

Alhamdulillah...


Sunday, 6 October 2019

Yuk... Belajar Adab Sebelum Ilmu
Banyak hal yang saya alami akhir-akhir ini membuat saya sedikit spaneng alias mangkel dan sakit hati. Dari kejadian-kejadian tersebut, saya mulai berpikir, setinggi apapun seseorang memiliki ilmu agama kalau tidak disertadi dengan adab yang baik, akan sia-sia saja ilmu tersebut. Apalagi sampai yang menyakiti orang lain.



Dulu, saya menganggap biasa dan terkesan ikut setuju dengan pernyataan seorang teman yang bilang

"Orang-orang pondok itu aneh, masak tangan kiayinya sampai diciumin sampai segitunya"

Karena saya belum ngerti-ngerti amat saat itu soal adab, dan sampai sekarang saya juga masih belajar. Ternyata mencium tangan guru adalah salah satu adab menuntut ilmu. Saya dulu biasa aja sama guru-guru, ketemu ya biasa aja, ga ada perlakuan khusus. Tapi sekarang, tepatnya setelah menikah, saya mengerti bahwa memuliakan guru adalah salah satu adab menuntut ilmu dan kayaknya mendekati wajib ya..

Thursday, 14 March 2019

Alasan Saya Uninstall Instagram
Awalnya, saya tidak ingin menggunakan Instagram. Namun akhirnya saya gunakan juga Instagram karena profesi saya sebagai seorang blogger yang lebih sering meminta Instagram sebagai nilai plus dari blogger. Baiklah.. akhirnya sayapun membuat akun Instagram, bukan hanya satu tapi 5 haha. Jadinya saat ini saya memiliki akun Instagram sebanyak 5 biji dengan follower rata rata diatas 1000'an.



Sebagai influencer, saya menggunakan instagram sebagai media untuk mencari uang. Namun ternyata, saya lebih sering membuka aplikasi ini untuk melakukan sesuatu yang saya sadari itu gak berguna sama sekali haha. Dari ingin melihat status orang-orang tertentu, artis yang yang pengen saya lihat sampai ngepoin hal-hal yang gak penting dan akhirnya saya melihat jam ga kerasa udah tengah malem aja. Saya capek dengan diri saya sendiri. Mau dapat apa kalau begini terus. Akhirnya.. saya putuskan uninstall Instagram meskipun saya ingin melihat status artis yang sedang naik daun saat ini, mbak Syahrini yang baru menikah, akhirnya saya buka di browser aja dan hal ini efektif banget gak bikin saya ingin klik yang lain-lainnya.

Sunday, 23 December 2018

Tugas Berat Sebagai Ibu Tak Seringan Ucapan "Happy Mother Day"
Kemaren, saya tidak menucapkan selamat hari ibu untuk ibu saya dan mertua saya. Entahlah.. saya ngerasa ucapan itu enggak sebanding dengan yang mereka lakukan untuk kami, tepatnya, saya udah mulai kurang setuju. Di beranda FB saya banyak sekali sliweran ucapan selamat hari ibu dan para Ustadz ngasih wejangan bahwa hari ibu itu gak usah ngucapin. Selalu saja seperti itu, dan saya lebih memilih untuk tidak memberikan selamat hari ibu kepada ibu dan mertua saya.



Selamat untuk apa?


Bener, ucapan selamat hari ibu ini untuk menyelamati apa? Keluarga saya adalah keluarga yang miskin akan ucapan selamat. Entah itu selamat ulang tahun, selamat hari pernikahan atau selamat selamat yang lain, jarang sekali bahkan nyaris tidak pernah. Awalnya saya protes kepada suami kenapa waktu saya ulang tahun dia adem ayem aja, gak ngasih ucapan atau apa gitu. Terakhir-terakhir saya baru paham, jika ucapan seperti itu terlebih dengan menyediakan lilin diatas kue serta mengucapkan doa sebelum meniup lilin, semuanya fix tradisi orang non muslim. Sebagai muslim yang masih harus banyak belajar, Alhamdulillah Allah masih memberi saya kemudahan untuk memahami semua ini, saya legowo. Dan itu patut banget untuk disyukuri karena mudahnya hati menerima kebaikan-kebaikan.