Sunday 3 September 2023

Ciptakan Kampung Lali Gadget, Irfandi Bikin Anak-anak Indonesia Kembali Bermain di Alam

Kemanapun kita pergi, hampir bisa dipastikan kita akan menjumpai anak-anak yang duduk sambil memegang gadget.

Tak hanya memegang gadget, perhatian mereka seringkali terbetot oleh berbagai adegan video hingga game yang ada di layar gadget tersebut.

Fokus dengan tontonan atau permainan game membuat anak-anak tenggelam dalam dunianya sendiri dan tak memperdulikan sekitarnya. Bahkan tak jarang, anak-anak tersebut tak bergeming ketika orang tuanya memanggil-manggil dengan nada tinggi.

Kampung Lali Gadget, sumber gambar ig: @kampunglaligadget

Lebih parah lagi, tidak sedikit anak yang berani berlaku kurang ajar kepada orang tuanya sendiri hanya karena mereka tidak dibelikan gadget atau tidak diberikan uang untuk top up game.

Buktinya, beberapa tahun belakangan ini, semakin sering terdengar berita-berita yang begitu menyayat hati.

Bagaimana tidak, dari judulnya saja, berita-berita tersebut sudah bikin kita merasa miris dan bahkan bikin merinding saking ngerinya. Simak saja judul-judul berita dari kanal-kanal berita populer tanah air berikut ini.

Suara.com “Bocah 14 Tahun Bunuh Orang Tua saat Tidur, Diduga Terpengaruh Game.” (Jan 13, 2021).

Kompas.tv “Diduga Kecanduan Game Online, Seorang Anak Tega Tusuk Ibu Kandung.” (Feb 9, 2020).

Liputan6.com “Diganggu Saat Main Game, Remaja Tega Bunuh Ibunya.” (Sep 26, 2013).

Kumparan.com “Anak Bunuh Ayah Karena Tidak Dibelikan Paket Internet untuk Main PUBG” (Sep 12, 2019).

Dan, masih banyak berita-berita lainnya yang lebih mencengangkan akibat pengaruh gadget.

Ironisnya, meski pengaruh negatif dari gadget ini sudah sangat meresahkan dan terbukti, namun masih banyak orang tua yang berkata “Mau gimana lagi, emang ini udah zamannya...”

Seolah-olah mereka sudah menyerah dan membiarkan anak-anak mereka tergerus oleh zaman.

Tapi untungnya, masih banyak putra-putri bangsa ini yang masih peduli dan tidak mau menyerah begitu saja dengan rongrongan zaman.

Dari sekian banyak pemuda-pemuda bangsa yang masih peduli dan mau berbuat, salah satunya adalah Achmad Irfandi yang menciptakan Kampung Lali Gadget di desa tempat tinggalnya yang berada di daerah Sidoarjo, Jawa Timur.

Latar Belakang Berdirinya Kampung Lali Gadget

Achmad Irfandi sendiri adalah pemuda yang berasal dari Kecamatan Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur. Sehari-hari, ia melihat anak-anak di kampungnya yang kecanduan gadget hingga rela menghabiskan waktu seharian di warung kopi demi bisa mengakses “WiFi gratisan.”

Kebiasaan anak-anak tersebut tentu saja menjadi kebiasaan buruk karena mereka kerap pulang larut malam, tidak beraktivitas, dan bahkan meninggalkan kesempatan untuk belajar dan bersosialisasi.

"Jadi, Kampung Lali Gadget ini berawal dari keresahan saya yang melihat anak-anak kecanduan gadget. (Mereka) nggak pulang-pulang dari warung kopi hanya buat cari WiFi. Lalu, karakternya berubah, kesehatannya juga terpengaruh karena gadget. Itu kan… sebenarnya masalah besar! Tapi, tidak terlalu dipentingkan (oleh anak-anak tersebut dan orangnya). Hampir semua orang tua punya masalah itu, tapi tidak jadi (masalah) penting karena dianggap bukan jadi isu besar." Papar Achmad Irfandi pada sebuah wawancara.

Aktivitas anak-anak yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gadget, mengingatkan Irfandi pada masa kecilnya yang lebih banyak dihabiskan dengan bermain di sawah, di pekarangan, atau bermain di halaman rumah bersama teman-temannya.

Menurut Irfandi, meski sebagian besar dunia anak kini sudah teralihkan oleh gadget, dan bahkan sudah tidak sedikit yang kecanduan, namun, anak-anak tersebut sejatinya masih bisa diselamatkan.

Misalnya dengan mengajak mereka bermain atau memainkan permainan-permainan tradisional semisal, main lompat tali, main congklak, main egrang, cublak-cublak suweng, dan berbagai permainan seru lainnya yang bisa dimainkan di alam bebas.

Dari sanalah tercetus ide untuk membangun sebuah tempat bermain agar bisa dimanfaatkan oleh anak-anak bermain dengan alam, bermain air, tanah, atau bahkan lumpur.

Karena ia yakin, jiwa anak-anak adalah jiwa bermain. Dan, setiap anak pasti suka dengan permainan-permainan yang melibatkan alam. Ia juga yakin bahwa, anak-anak yang kerap merasa jijik dengan lumpur pasti mau bermain lumpur jika mereka diberikan kesempatan.

Jadi, selain ingin menciptakan wadah yang bisa digunakan sebagai tempat bermain oleh anak-anak, Irfandi juga ingin mengetuk hati setiap orang tua agar mau memberikan sedikit kebebasan kepada anak-anaknya untuk bermain di alam. Meski badan dan pakaian mereka pasti akan kotor.

Karena di era modern ini, keengganan anak-anak untuk bermain lumpur juga sering dipengaruhi oleh orang tua mereka yang melarang anak-anaknya bermain, karena menganggap bermain lumpur sebagai sesuatu yang menjijikan dan kotor.

sumber gambar IG @kampunglaligadget


Yayasan Kampung Lali Gadget (KLG)

Pada tahun 2018, Irfandi mencoba meminta izin kepada pengurus desa dan masyarakat di lingkungannya untuk mendirikan Yayasan Kampung Lali Gadget (KLG) di depan rumahnya.

Meski pada awalnya banyak yang memandang sebelah mata, namun lambat laun, keberadaan KLG mulai dirasakan manfaatnya oleh anak-anak dan orang tua serta masyarakat desa.

Perjuangan mendirikan Yayasan Kampung Lali Gadget menurut Irfandi tidaklah mudah. Untuk mengajak anak-anak bermain di KLG, Irfandi kerap menyoroti menyurati sekolah-sekolah untuk mengajak siswa-siswa bermain di KLG. Belum adanya biaya juga membuat ragam permainan yang ada di KLG masih sangat terbatas.

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, KLG semakin dikenal oleh masyarakat sekitar Sidoarjo. Bahkan, KLG kini dikenal secara nasional.

Jumlah permainan yang bisa dimainkan di Pendopo maupun di alam terbuka semakin beragam. Saat ini, setiap akhir pekan selalu saja ada agenda permainan tematik bagi setiap anak yang datang ke KLG.

Irfandi Didapuk Sebagai Finalis 12th Satu Indonesia Awards 2021 Astra

Pada tahun 2021, inisiatif luar biasa Achmad Irfandi yang bertujuan untuk mengatasi kecanduan gadget pada anak-anak dan menghidupkan kembali kearifan lokal ini pun mendapat perhatian yang sangat layak.

Keberhasilan KLG membawa Irfandi ke panggung nasional sebagai salah satu finalis dalam "12th Satu Indonesia Awards 2021," yang diselenggarakan oleh PT Astra International Tbk.

Penghargaan ini adalah pengakuan atas usahanya dalam menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Semoga saja kisah Achmad Irfandi yang mendirikan Kampung Lali Gadget ini bisa menginspirasi banyak individu lainnya untuk turut ambil bagian dalam upaya serupa.

Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: