Sunday 2 June 2024

Hamil Tanpa Stretch Mark, Mungkinkah dan Bagaimana Caranya?

We have a secret in our culture, and it’s not that birth is painful. It’s that women are strong.” — Laura Stavoe Harm

Hamil, adalah salah satu momen paling mengesankan dalam hidupku. Kehamilan telah membuatku merasa menjadi seorang ‘wanita’ yang sempurna.

Tapi meskipun kehamilan adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup seorang wanita, namun… saat hamil, tak terhitung keluhan dari berbagai macam gejala yang akan kita rasakan.

Tapi di sini, aku nggak akan menyebutkannya satu-persatu berbagai gejala kehamilan yang aku rasakan. Karena aku pikir itu nggak relevan dengan tema yang mau kita bahas, kan?

Jadi, mungkin hanya satu saja. Kalian seharusnya sudah bisa menebak. Kecuali jika kalian nggak membaca judul artikel ini hehehe. Ya, itu adalah ‘stretch mark.’

To be honest, ketika hamil anak pertama. Aku bahkan tak pernah memikirkan soal stretch mark.

Boro-boro mikirin soal stretch mark, mendengar istilah ini saja aku belum pernah.

Aku terlalu sibuk dengan urusan rumah tangga yang baru kami bangun dan urusan ekonomi yang terasa begitu menghimpit.

Tapi pengalaman hamil pertama ini telah memberikanku banyak pelajaran berharga.

Seperti, betapa pentingnya kita “mengedukasi” diri dan bagaimana kita harus menyiapkan “Plan B” untuk hal-hal yang tidak terduga.

Itu adalah dua hal yang menurutku memegang peranan penting dalam membantu kita melewati masa-masa sulit selama kehamilan.

Aku sangat yakin bahwa edukasi memainkan peranan yang sangat vital dalam membantu kita mempersiapkan diri sebelum hamil (preconception), melewati masa hamil, dan memulihkan diri pasca persalinan.

Setelah pengalaman hamil yang pertama, aku pun tak ragu untuk mengedukasi diri seputar kehamilan.

Dengan mengedukasi diri seputar kehamilan, aku merasa jauh lebih siap, lebih mudah dalam mencegah maupun mengatasi gejala-gejala selama kehamilan, serta lebih tenang dalam menghadapi berbagai situasi.

Hal kedua yang menurutku sangat penting adalah ‘antisipasi.’ Karena setiap kehamilan itu unik.

Saat hamil, pengalaman hamil sebelumnya kadang-kadang tak banyak membantu, sebab di kehamilan kedua atau ketiga kita mungkin saja akan menghadapi masalah yang berbeda dan merasakan sensasi yang berbeda pula.

Karena itu, sebaik apapun rencana yang kita buat, kita tetap harus menyiapkan rencana cadangan (plan B) untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga.

Seperti pengalamanku ketika hamil anak kedua misalnya. Setelah pengalaman persalinan pertama yang aku anggap begitu mudah dan lancar, ternyata telah membuat aku overconfidence.

Aku merasa sangat percaya diri akan bisa melahirkan secara normal tanpa kendala, sekali lagi.

Tapi seperti yang aku singgung di atas tadi, setiap kehamilan itu unik.

Sedikitpun aku tak pernah membayangkan kalau di detik-detik terakhir aku harus melahirkan melalui operasi caesar karena posisi bayi di rahimku yang melintang (transverse lie).

Padahal, USG terakhir dekat HPL (Hari Perkiraan Lahir) menunjukkan bahwa posisi bayi di dalam rahim sudah tepat.

Nggak cuma itu. Aku yang merasa lebih siap setelah mengedukasi diri dan berbekal pengalaman hamil pertama juga tak menyangka akan mengalami stretch mark di perut dan di paha pada kehamilan kedua tersebut.

Itulah kenapa tadi aku mengatakan bahwa “antisipasi” itu penting banget.

Di kehamilan kedua, meskipun aku tahu bahwa setiap ibu hamil pasti beresiko mengalami stretch mark, tapi tetap saja aku tidak mengantisipasinya.

Karena waktu itu aku merasa sudah cukup banyak minum air putih, yang aku kira bakal bisa membantu memberikan kelembaban dan elastisitas yang dibutuhkan pada kulit perut untuk meregang.

Tapi minum air saja tidak saja cukup, sebab kehamilanku yang kedua jauh lebih besar dari kehamilanku yang pertama.

Stretch Marks Selama Kehamilan

Stretch mark merupakan salah satu gejala kehamilan yang sangat umum tapi jarang sekali dibahas.

Mungkin karena dianggap tidak berbahaya atau karena tidak menimbulkan rasa sakit sehingga gejala kehamilan yang satu ini tidak terlalu populer untuk “digosipkan.”

Akan tetapi, dampak stretch mark bisa memberikan dampak secara emosional maupun fisik, karena stretch mark tidak gampang dihilangkan.

Bahkan, jika tidak dicegah atau diatasi dengan benar, stretch mark pada perut, paha, atau bagian tubuh lainnya bisa bertahan hingga lebih dari setahun.

Dan bekasnya… nggak akan pernah hilang.

Ingat! “Stretch mark” dan “bekasnya” adalah 2 hal yang berbeda.

Seperti saat kulit kita terluka akibat contohnya. Luka tersebut mungkin akan sembuh dalam hitungan hari, tapi bekasnya mungkin akan tetap ada seumur hidup.

Stretch mark juga sama!

Berikut adalah beberapa dampak yang bisa ditimbulkan akibat stretch mark:

  • Menurunkan rasa percaya diri, karena penampilan kulit yang buruk akan bikin kita seumur hidup nggak pede pakai crop tops
  • Kehadiran stretch mark juga bisa membuat ibu hamil merasa tidak nyaman karena kulit yang mengalami stretch mark kadang-kadang terasa sangat gatal
  • Perubahan fisik dan stretch mark bisa menyebabkan stres secara emosional

Apa Penyebab Stretch Mark saat Hamil?

Stretch mark adalah sebuah kondisi dimana kulit akan terlihat bergaris-garis seperti retakan berwarna merah, merah muda, biru, ungu, atau hitam, akibat peregangan yang berlebihan.

Stretch mark pada ibu hamil bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti misalnya:

  • Hamil bayi kembar
  • Berat janin yang tinggi
  • Kelebihan cairan ketuban
  • Faktor genetik. Maksudnya, kalau ada ibu, nenek, atau buyut kita ada yang pernah mengalami stretch mark saat hamil, kemungkinan kita juga akan mengalaminya
  • Hamil di usia muda
  • Kenaikan berat badan yang signifikan pada setiap trimester
  • Meningkatnya kadar hormon kortisol, karena hormon kortisol bisa melemahkan fiber elastin kulit
  • Kurang aktivitas fisik

Stretch Mark Mulai Muncul di Usia Kehamilan Berapa?

Stretch mark pada ibu hamil biasanya muncul pada usia kehamilan antara 5 hingga 6 bulan.

Meski demikian ada juga yang muncul lebih awal, misalnya di usia kehamilan 4 bulan.

Akan tetapi, 90% ibu hamil mengalami stretch mark di usia kehamilan 24 minggu atau ketika usia kehamilannya memasuki bulan ke-6.

Gejala awal yang muncul biasanya adalah tanda berwarna merah (atau warna lain seperti yang aku sebutin di atas tadi) yang akan memudar seiring waktu dan membentuk garis-garis berwarna perak (baca: bekas stretch mark).

Garis-garis tersebut biasanya akan muncul di beberapa area yang mengalami peregangan selama kehamilan seperti, area perut, lengan, bokong, hingga tungkai (dari pangkal paha hingga kaki).

Apakah Stretch Mark Hamil Bisa Hilang Sendiri?

Ini adalah pertanyaan yang aku tanyakan ketika aku mengalami stretch mark waktu hamil anak kedua dulu.

Apakah stretch mark yang kita dapatkan saat hamil bisa hilang sendiri?

Aku tidak akan menjawab tidak bisa, tapi menghilangkan bekas stretch mark itu benar-benar sulit, kalau nggak mau dibilang mustahil.

Meskipun bekas stretch mark bisa memudar dalam rentang waktu antara 6 hingga 12 bulan, namun guratan-guratan berwarna keperakan yang merupakan bekasnya, akan sangat sulit dihilangkan bahkan setelah bertahun-tahun.

Inilah pentingnya kita melakukan antisipasi, guna mencegah terjadinya stretch mark.

Pepatah yang mengatakan “lebih baik mencegah daripada mengobati” rasanya paling tepat kalau diaplikasikan pada kasus ini.

Cara agar Hamil Tidak Mengalami Stretch Mark

Kombinasi antara perubahan hormon dan peregangan adalah adalah alasan kenapa ibu hamil sangat sulit menghindari stretch mark.

Seperti yang aku katakan di atas tadi, meskipun stretch mark bisa memudar, tapi bekasnya nggak bisa dihilangkan, bahkan setelah bertahun-tahun.

Aku sendiri sudah mencoba berbagai cara untuk menghilangkan bekas stretch mark kehamilan, tapi progresnya sangat lambat.

Kalau aku pikir-pikir, biaya, waktu, dan tenaga yang aku habiskan untuk mengobati stretch mark jauh lebih banyak kalau dibandingkan dengan biaya dan waktu serta tenaga untuk mencegahnya.

Nah, buat kalian yang berencana untuk hamil, atau buat kalian yang saat ini mungkin sedang hamil atau sudah terlanjur mengalami stretch mark, kalian bisa mengikuti tips berikut ini untuk mencegah dan mengatasinya.

1. Cegah Stretch Mark Kehamilan pakai “Rintik Stretchmark Cream”

Dari sekian banyak referensi yang pernah aku baca, menjaga kelembaban kulit adalah salah satu kunci untuk mencegah stretch mark saat hamil.

Sebagian besar ahli kesehatan yang aku jadikan sebagai referensi menyarankan untuk menjaga kelembaban kulit guna mencegah stretch mark.

Khususnya dengan menggunakan produk-produk yang bisa membantu meningkatkan produksi kolagen kulit seperti produk Rintik Skincare.

Rintik Stretchmark Cream adalah salah satu produk yang aku rekomendasikan untuk mencegah stretch marks.

Aku merekomendasikan Stretchmark Cream dari Rintik Skincare karena aku sendiri sudah memakai produk ini.

Stretchmark Cream Rintik Skincare mengandung sejumlah ingredients dan 3 tipe pelembab yang bisa melembabkan kulit secara maksimal yaitu,

  1. Humektan. Kandungan ini bermanfaat untuk menarik air ke lapisan dermis kulit sehingga kelembaban kulit akan jadi lebih maksimal
  2. Emolien. Berfungsi untuk meningkatkan kekenyalan kulit dengan bantuan hidrasi, dan
  3. Oklusif, adalah kandungan yang bermanfaat untuk mengunci kelembaban dan meminimalisir terjadinya penguapan air pada lapisan dermis kulit

Selain memiliki 3 tipe pelembab seperti yang telah aku sebutkan pada beberapa poin di atas, Rintik Stretchmark Cream juga mengandung sejumlah hero ingredients seperti:

  • Stem Cell Infused yang dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit saat mengalami peregangan. Ini berguna banget buat mengurangi resiko munculnya stretch mark
  • Shea Butter adalah kandungan yang sangat efektif dalam memberikan kelembaban extra dan berguna untuk menjaga kulit agar tetap terhidrasi dengan baik
  • Coconut Oil merupakan kandungan yang bermanfaat untuk meningkatkan produksi kolagen sekaligus mengunci kelembaban kulit
  • CICA adalah kandungan yang memiliki sifat anti-inflamasi untuk mempercepat proses penyembuhan dan sekaligus mengurangi risiko munculnya stretch mark

Kalau dilihat dari kandungannya, Stretchmark Cream dari Rintik ini nggak cuma bagus untuk mencegah stretch mark saat hamil, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk:

  • Melembabkan kulit kering. Contohnya seperti pada tumit, siku, atau lutut yang kering
  • Mengatasi bekas eksim, dan
  • Mengobati kulit yang terkelupas

Jadi kalau kita rutin menerapkan Stretchmark Cream sesuai saran, yaitu dari trimester awal. Misalnya di area perut, lengan, atau beberapa area yang berpotensi mengalami stretchmark seperti yang aku sebutkan di atas tadi, produk ini bisa membantu,

  • Mencegah munculnya stretch mark saat hamil
  • Mencegah kulit kering
  • Memberikan hidrasi ekstra pada kulit
  • Melembabkan kulit hingga secara maksimal
  • Membantu meningkatkan elastisitas kulit yang berkurang akibat perubahan hormon selama kehamilan
  • Membantu menutrisi kulit agar lebih sehat
  • Mengurangi gejala stretch mark seperti rasa gatal

Cara Pakai Stretchmark Cream agar Efektif

Tidak ada satupun produk yang memiliki dampak instant, begitu pula dengan Rintik Stretchmark Cream.

Meskipun ini adalah salah satu produk pencegah stretch mark terbaik di pasaran, tetap saja kita harus menerapkannya secara tepat untuk mendapatkan hasil maksimal.

Untuk mencegah stretch mark kehamilan, Rintik Stretchmark Cream perlu diterapkan sedini mungkin, misalnya dari trimester awal.

Terapkan cream sesering mungkin (minimal 2x sehari) pada area-area yang beresiko mengalami stretch mark seperti di: seluruh area perut, lengan, bokong, dan area tungkai–dimulai dari pangkal paha.

Kalian nggak perlu khawatir bakal boros cream, soalnya isi Stretchmark Cream Rintik ini banyak banget, kurleb 200ml.

Sekalipun cara pakai kalian agar royal, menurutku biaya yang kita keluarkan untuk mencegah stretch mark, bakal jauh lebih hemat dibandingkan dengan biaya yang akan kita keluarkan untuk menghilangkan stretch mark yang terlanjur muncul.

Kalian juga nggak perlu khawatir, karena produk ini aman digunakan oleh ibu hamil sejak trimester pertama sampai trimester terakhir.

Sebagai informasi tambahan, Rintik Stretchmark Cream sudah mengantongi label BPOM dan sudah diuji secara dermatologis (dermatologist tested).

Kalau menurut aku yang udah nyobain, produk ini tuh bagus banget. Jadi, krimnya itu gampang meresap ke kulit dan gak lengket.

2. Konsumsi Makanan Bergizi

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya stretch mark saat hamil adalah dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi, khususnya makanan-makanan yang mengandung:

  • Vitamin C
  • Vitamin D
  • Vitamin E
  • Protein, dan
  • Zat besi

3. Rutin Berjemur

Rutin berjemur di bawah sinar matahari juga bisa membantu mencegah stretch mark karena sinar matahari bisa memenuhi kebutuhan vitamin D secara alami.

Waktu terbaik untuk berjemur dibawah sinar matahari guna mencegah stretch mark selama kehamilan berkisar antara jam 8.00 hingga jam 10.00 pagi, selama kurang lebih 10 hingga 15 menit.

4. Banyak Minum Air Putih

Kelembaban kulit juga bisa dijaga atau ditingkatkan dengan memperbanyak minum air putih.

Tapi ingat! minum air putih saja kadang tidak cukup untuk mencegah stretch mark.

Seperti yang aku lakukan dulu, kebanyakan minum air justru bikin ketubanku malah jadi berlebihan.

Selain menyebabkan kelebihan air ketuban yang belakangan mengakibatkan bayi mudah berubah posisi hingga melintang (transverse lie) dan memaksaku melahirkan melalui operasi sesar, kelebihan air ketuban juga menyebabkan perut membesar dan kulit meregang lebih dari yang seharusnya.

Alih-alih mencegah, terlalu banyak mengkonsumsi air justru bisa meningkatkan resiko munculnya stretch mark.

Jadi, untuk urusan minum air, sebaiknya ikuti saran bidan atau dokter. Supaya lebih mudah menakar dan mengetahui asupan cairan harian, jangan lupa beli botol khusus yang dilengkapi dengan penanda kapasitas air (milliliter).

Penutup

90% ibu hamil mengalami stretch mark pada minggu ke 24 atau bulan ke-6 kehamilan.

Stretch mark yang muncul saat hamil meskipun bisa memudar dengan sendirinya setelah 6 hingga 12 bulan pasca persalinan, namun bekasnya yang berwarna keperakan, justru nggak bisa hilang. Benar-benar bikin galau.

Tingginya risiko ibu hamil mengalami stretch mark bisa dicegah dengan beberapa cara, misalnya dengan: rutin berjemur setiap pagi antara jam 8 sampai jam 10 selama 10 atau 15 menit, memenuhi kebutuhan cairan harian, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin C dan D serta protein dan zat besi, plus… jangan lupa menerapkan pelembab Cream Stretchmark dari Rintik Kosmetik sesering atau mungkin minimal 2x sehari.

Previous Post
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: