Thursday, 15 May 2025

Trik Ampuh Mencegah & Mengatasi Mata Kering (Salah Satunya Pakai #InstoDryEyes)

Sejak menggeluti dunia blogging dan jadi konten kreator di TikTok dan YouTube, aku sudah berniat untuk nggak cuma untuk mencari cuan tapi juga berbagi ilmu dan pengalaman.

Buatku, berbagi itu bukan soal pamer atau sekadar ikut tren, tapi ini soal kontribusi, soal memberi dampak, sekecil apa pun itu.

Awalnya, aku cuma iseng-iseng nulis blog (2009) untuk menuangkan pikiran dan curhat pengalaman pribadi. Tapi makin ke sini, aku sadar bahwa ternyata banyak orang yang relate dengan apa yang aku tulis. Dari situ, muncul semacam tanggung jawab moral. Kalau pengalaman dan pengetahuanku bisa membantu orang lain, kenapa nggak dibagikan?

Begitu juga waktu aku mulai aktif di TikTok dan YouTube. Aku tahu algoritma-nya pasti bakal tricky dan kadang bikin kita tergoda untuk bikin konten yang “ramai,” tapi aku selalu berusaha kembali ke niat awal, ‘konten yang punya nilai.’

Entah itu tutorial pakai hp Android, tips produktivitas, atau sekadar insight dari pengalaman gagal, semuanya aku kemas se-simple dan se-autentik mungkin.

Monetisasi itu memang penting, tapi bukan jadi satu-satunya tujuan. Buatku, ketika seseorang DM dan bilang, “Kak, makasi ya, videonya sangat membantu buat aku,” itu rasanya jauh lebih berharga. Dan itu juga yang bikin aku terus semangat untuk belajar dan mengeksplorasi hal-hal baru, supaya apa yang aku bagikan tetap relevan dan bermakna.

Kendala Menjadi Blogger & Content Creator

Kalau ngomongin soal kendala menjadi blogger dan konten kreator, pasti banyak lah ya. Nggak semuanya semulus yang kelihatan dari luar. Mulai dari keterbatasan pengetahuan dan skills, modal awal, sampai masalah non-teknis seperti gejala mata kering yang udah pasti sangat mengganggu, dan semua itu real, kadang bikin mental jadi ikutan drop.

Kendala Menjadi Blogger & Content Creator

Di awal-awal, aku sempat kewalahan karena nggak ngerti cara optimasi blog, nggak terlalu menguasai SEO, belum mahir edit video, bahkan nulis caption pun rasanya butuh mikir lama. Semua serba terbatas, harus banyak trial and error, dan kadang harus ngulang dari nol. Tapi ya memang itulah prosesnya.

Belum lagi soal modal. Meski kelihatannya cuma butuh kamera atau hp dan koneksi internet, tapi kenyataannya jauh lebih kompleks. Alat yang memadai, software editing, kuota internet, bahkan langganan aplikasi atau tools tertentu, semuanya butuh biaya. Dan saat penghasilan belum stabil, aku harus pintar-pintar atur strategi supaya tetap jalan tanpa bikin kantong jebol.

Trus, ada juga masalah non-teknis juga nggak kalah serius. Duduk berjam-jam di depan layar bikin mataku cepat lelah. Gejala mata kering sering banget muncul, apalagi pas lagi full time editing atau riset konten. Itu belum termasuk rasa jenuh, overthinking soal engagement, atau insecurity pas lihat kreator lain yang kelihatan selalu “lebih.”

Tapi ya, semua tantangan itu justru jadi pengingat kenapa aku mulai ini semua, karena suka sama prosesnya, pengen terus berkembang, dan pengen bisa berbagi buat ngebantu sesama.

Aku percaya, selama niatnya kuat dan kita mau konsisten, pelan-pelan semua kendala itu bisa diatasi. Karena di balik setiap konten yang tayang, ada perjuangan panjang yang nggak selalu kelihatan, dan itu yang bikin setiap progress jadi lebih bermakna buat aku.

Masalah Mata Kering

trik ampuh mengatasi mata kering

#MataKeringJanganSepelein, karena ini adalah salah satu kendala yang menurut aku perlu banget buat diwaspadai oleh setiap content creator.

Mungkin kedengarannya emang sepele bagi sebagian orang, tapi sebagai seseorang yang udah mengalaminya sendiri, aku bisa bilang kalau efeknya tuh nyata dan sangat mengganggu.

Apalagi kalau aktivitas kita sehari-hari memang nggak jauh-jauh dari layar. Entah itu, untuk sekedar nulis di blog, ngedit video, riset, atau nyari-nyari ide di media sosial.

Dulu sebelum aku mengenal istilah “mata kering,” awalnya aku menganggap ini sebagai masalah mata biasa. Karena emang, aku sering banget ngalamin yang namanya mata lelah, perih, dan kadang agak buram kalau terlalu lama menatap layar.

Tapi, aku mulai mikir waktu ngalamin mata kering parah yang sampe bikin mataku itu kaya kemasukan benda. Awalnyanya aku pikir itu karena tai mata yang kering, yang nggak sengaja masuk ke mata saat aku ngucek mata. Tapi pas aku liat di cermin, ternyata nggak ada apapun di sana.

Sejak itu, aku mulai mencari tahu apa yang bikin mata terasa seperti kelilipan. Setelah aku cari tahu sana-sini, ternyata itu adalah gejala mata kering parah.

Pengalaman mengalami gejala mata kering parah ini nggak cuma bikin aku ngerasa nggak nyaman, tapi juga bikin konsentrasi menurun dan produktivitas jadi ikut keganggu.

Setelah aku cari tahu lebih jauh, aku baru sadar kalau mata kering itu bukan sekadar capek biasa. Kalau dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan, bisa berdampak ke kesehatan mata dalam jangka panjang. Mulai dari iritasi kronis, infeksi, sampai penurunan kualitas penglihatan, dll.

Makanya, sekarang aku jadi jauh lebih aware soal menjaga kesehatan mata. Mulai dari disiplin pakai aturan 20-20-20 (setiap 20 menit lihat objek sejauh 20 kaki selama 20 detik), memastikan pencahayaan ruangan cukup saat kerja, membatasi screen time kalau memang nggak mendesak banget, belajar untuk nggak merasa bersalah saat harus rehat sebentar dari layar, dan rajin pakai tetes mata kalau diperlukan.

Ya, sekarang aku selalu sedia Insto Dry Eyes di kotak obat. Bukan apa-apa, tapi tetes mata yang satu ini menurutku ampuh banget buat ngatasin yang namanya mata kering, termasuk berbagai gejalanya seperti perih, gatal, dan sensasi mata seperti berpasir. Praktis, tinggal tetes, dan efek langsung kerasa.

Cara mengatasi mata kering pakai Insto Dry Eyes

Karena udah sedia #InstoDryEyes di kotak obat, aku nggak lagi khawatir bakal ngalamin yang namanya mata sepet, perih, lelah, atau gejala lainnya.

Menurutku, ini adalah salah satu solusi murah untuk mengatasi mata kering tanpa harus buang waktu dan biaya buat ke dokter. Jadi, tinggal tetesin Insto Dry Eyes, semuanya beres.

Penutup

Menurutku, penting banget buat para content creator untuk mulai memperhatikan hal-hal yang kadang suka dianggap sePele kayak ‘gejala mata kering’ ini.

Karena kita terlalu sering fokus ke growth dan output, sampai-sampai lupa kalau kesehatan itu justru merupakan modal utama.

Tanpa mata yang sehat, kita nggak bakal bisa maksimal dalam berkarya. Ingat! nggak ada jumlah likes atau views yang sepadan dengan risiko kehilangan fungsi penglihatan, bukan?

Latest
Next Post

post written by:

Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

0 comments: