Wednesday, 30 July 2025

Belajar Cara Meraih Kesuksesan dari Anak-anak di China

Kadang aku suka heran sendiri. Pernah nggak sih kalian kepikiran, kenapa anak-anak di China bisa segitunya kalau urusan belajar?

Jam 7 pagi udah duduk manis di kelas. Pulang sekolah? Les. Malam? PR sampai jam 9. Libur? Diisi lomba, bahasa asing, atau jualan online.

Anak Indonesia belajar di lantai
Ilustrasi anak sedang belajar

Anak-anak SD, lho. Bisa tiga bahasa dan udah ngerti konsep digital marketing. Sementara di rumah kita, anak-anak masih heboh nyari crayon yang ilang satu warna. Bahkan mungkin ada yang sibuk pamerin harga orang tuanya buat ngebuli temannya yang kurang mampu 🤦🏻‍♀️.

Hidup Mereka Terlihat Berat, Tapi Penuh Arah

Banyak dari kita mungkin mikir, “Ya ampun, masih kecil kok peras keringet banting tulangnya ngalah-ngalahin tukang borongan?” Tapi ternyata... memang begitu ritmenya. Di sana, belajar itu bukan soal dapat nilai bagus doang. Tapi soal bertahan di dunia yang keras dan cepat banget berubah.

Anak Laki dan Perempuan China belajar memasak di sekolah
Ilustrasi anak-anak sedang belajar memasak di sekolah

Sekolah jadi semacam arena Hunger Games. Siapa yang santai, ya tertinggal. Dan anehnya, bukan karena dipaksa terus-menerus. Banyak dari mereka udah ngerti sendiri, kalau pengen masa depan lebih baik, ya harus lebih kerja keras dari orang lain.

Totalitas Orangtua di China Nggak Main-main Kalau Urusan Pendidikan

Ada lho, aku baca, orangtua di sana rela ngerogoh kocek 50% dari penghasilannya cuma buat biaya les anak-anak mereka. Bukan karena gengsi. Tapi karena mereka percaya bahwa, investasi terbaik adalah pendidikan. Bukan rumah. Bukan mobil. Tapi otak dan mental anaknya.

Anak Berprestasi Memegang trofi dan mengalungi medali olimpiade
Ilustrasi anak berprestasi meraih medali

Trus, soal disiplin, jangan ditanya. Terlambat 5 menit? Bisa dianggap nggak siap hidup. Karena bagi mereka, disiplin itu adalah bentuk rasa hormat ke masa depan. Dan, itu tertanam kuat sejak dini.

Kita di Sini Kadang Terbalik

Sementara di sini, aku pernah banget dengar komentar begini:

  • “Orang kok ambisius banget sih, santai dikit napa.”
  • “Belajar mulu, nanti stres loh.”
  • “Belajar bahasa Inggris? Emangnya mau tinggal di luar negeri?”

Aduh, rasanya pengen bilang, “Ini bukan soal gaya-gayaan, tapi soal nyiapin diri buat masa depan.”

Dunia tuh nggak nunggu kita siap. Dia cuma terus jalan, dan siapa yang lama mikir, ya kelindes.

Aku Belajar Banyak dari Mereka, Tapi Tetap Jadi Diri Sendiri

Aku tahu, tiap negara punya budaya dan latar belakang yang beda. Kita nggak bisa nyalin 100%. Tapi bukan berarti kita nggak bisa ambil pelajaran.

Aku dan Abi-nya anak-anak sepakat tentang satu hal, anak yang tahan banting itu penting. Disiplin itu tanda cinta. Dan hidup nggak selalu ramah. Jadi lebih baik anak-anak diajari kenyataan sejak sekarang, dibanding nanti kaget pas dunia nggak semanis yang dibayangkan.

Zayn dan Kinza, Latihan Disiplin Itu Dimulai dari Rumah

Kalau Zayn lagi ngerengek nggak mau ngerjain tugas TK-nya, aku suka bisikin,

“Kalau kamu nggak ngerjain PR sekarang, nanti nggak ada yang dampingi. Soalnya ummi mau masak.”

Kalau Mas Kinza mulai males ngerjain hafalan, Abi suka ngajak ngobrol empat mata,

“Mas, otakmu itu seperti roket yang lagi kenceng-kencengnya terbang ke angkasa, tapi kalau sudah umur 20 tahun kayak roket yang kehabisan bahan bakar terus jatuh ke bumi.”

Kami nggak ngejar mereka jadi ranking satu. Tapi kami pengen mereka punya kebiasaan baik, nggak gampang nyerah, tangguh, dan tahu arah.

Masalah Kita Kadang Bukan Otak yang Bebal, Tapi Kebanyakan Alasan

Aku sering nemu anak-anak muda di sini yang pintar banget, tapi bingung mau ngapain. Mereka malah sibuk galau soal passion. Nunggu motivasi. Nunda-nunda karena takut salah.

Padahal kalau kita lihat anak-anak muda di China, umur 25 udah mikirin bisnis, bantu keluarga, bahkan ada yang siap pensiun dini. Bukan karena mereka jenius. Tapi karena mereka terbiasa berjuang.

Dan kita? Masih sibuk nanya, “Kerja sesuai jurusan nggak ya?” Kadang bukan karena nggak mampu, tapi karena terlalu sering duduk sambil cari alasan.

Nggak Harus Jadi Mereka, Tapi Harus Belajar dari Mereka

Aku nggak bilang kita semua harus berubah jadi manusia paling produktif yang nggak boleh istirahat. Capek ya istirahat. Tapi jangan kelamaan. Karena dunia nggak peduli kamu pintar apa nggak. Dunia cuma peduli, siapa yang kuat bertahan.

Anak-anak Kita Bisa Jadi Hebat Asal ...

BTW, aku nulis ini sambil nunggu nasi mateng, sambil sesekali nengok Kinza yang lagi ngitung perkalian, dan Zayn yang sibuk ngelipet baju (dengan lipatan absurd). Tapi, aku percaya satu hal, anak-anak kita bisa jadi hebat. Meskipun itu butuh waktu, konsistensi, dan teladan dari kita sendiri.

Mungkin kita belum sekeras mereka di China yang budayanya emang udah terbangun. Tapi kalau tiap hari kita tanam semangat, kasih pemahaman, dan ajak anak berproses, InsyaAllah suatu hari nanti mereka juga akan berdiri tegak. Nggak cuma pintar, tapi juga tangguh. Nggak cuma rajin, tapi juga punya arah.

Jadi yuk, mulai hari ini, kita mulai dari hal kecil. Nggak perlu sempurna. Yang penting, mulai.

0 comments:

Post a Comment